Sunday, March 13, 2016

Tugas Kristal dan Mineral : Pengenalan Sistem Kristal ( Ada file aselinya lhooo)



Halo  Sobat Geost di seluruh Nusantara !

Kali ini saya mau membagikan materi tugas Kristal dan Mineral dulu pas masih semester awal. Bagi yang mau file asli dalam bentuk Word bisa langsung download di tautan ini ya. Hargai Saya dengan cukup menulis alamat blog saya di daftar pustaka tugas kalian. Chaaao !!!!



Bab I
Pendahuluan

a) Latar Belakang

            Kristal adalah zat padat yang mempunyai susunan   atom atau molekul yang teratur, berulang secara 3D yang dapat mendifraksi sinar X, sedangkan kristalografi adalah cabang ilmu geologi yang khusus mempelajari ilmu kristal, sifat-sifat geometri kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk luar, struktur dalam, dan sifat-sifat fisisnya. Kristal bisa juga dikatakan penyusun mineral atau Kristal bisa dikatakan mineral, namun mineral belum tentu bisa dikatakan sebagai Kristal, karena ada beberapa mineral yang memiliki bentuk tidak beraturan. Dalam mempelajari dan memahami geometri kristal tentu dibutuhkan sebuah pengelompokkan daripada masing-masing bentuk kristal tersebut. Pengelompokkan ini haruslah sistematis dan dapat menjelaskan sifat masing-masing dari jenis kristal tertentu. Berdasarkan sifat simetrinya, yaitu bidang dan sumbu simetri, bentuk kristal dibagi menjadi tujuh sistem, yaitu : Isometrik (Kubik), Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorombik, Monoklin, dan Triklin. Tujuh sistem bentuk kristal ini kemudian dapat dikelompokkan menjadi 32 kelas kristal. Pengelompokkan ini berdasarkan pada jumlah unsur simetri yang dimiliki oleh kristal tersebut. Sistem Isometrik terdiri dari lima kelas, sistem Tetragonal mempunyai tujuh kelas, sistem Orthorhombik memiliki tiga kelas, Hexagonal tujuh kelas dan Trigonal lima kelas. Selanjutnya Monoklin mempunyai tiga kelas dan Triklin dua kelas.
           
b) Maksud dan Tujuan

            Dengan mempelajari kristalografi, kita juga dapat mengetahui berbagai macam bahan-bahan dasar pembentuk Bumi ini, dari yang ada disekitar kita hingga jauh didasar Bumi. Ilmu kristalografi juga dapat digunakan untuk mempelajari sifat-sifat berbagai macam mineral yang paling dicari oleh manusia. Dengan alasan untuk digunakan sebagai perhiasan karena nilai estetikanya maupun nilai guna dari mineral itu sendiri.
Jadi, pada dasarnya, kristalografi digunakan sebagai dasar untuk mempelajari ilmu Geologi itu sendiri. Dengan alasan utama kristal adalah sebagai pembentuk Bumi yang akan dipelajari.


BAB II
ISI

a) Pendahuluan
          Berdasarkan sudut antar bidang kristal dan panjangya sumbu-sumbu Kristal serta jumlah sumbu Kristal dan nilai sumbu kristal. Maka sistem Kristal dikelompokan menjadi 7 sistem kristal. Berikut ini akan dijelaskan 7 sistem Kristal tersebut yang akan dibantu dengan susunan salib sumbu kristal yang akan mempermudah kita dalam memahami tujuh sistem kristal tersebut.
1) Sistem Isometrik (Kubik)
Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan sistem kristal  kubus atau kubik. Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing sumbunya.
Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Isometrik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu a = b = c, yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalnya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).

 2) Sistem Tetragonal
Sama dengan sistem Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu kristal yang masing-masing saling tegak lurus. Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya lebih panjang. Pada kondisi sebenarnya, Tetragonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, semua sudut kristalografinya ( α , β dan γ ) tegak lurus satu sama lain (90˚).
  
3) Sistem Hexagonal

Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu lainnya. Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu sama lain. Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Hexagonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.

4)  Sistem Trigonal

Jika kita membaca beberapa referensi luar, sistem ini mempunyai nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga sama. Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua titik sudut yang melewati satu titik sudutnya. Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu)    a = b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α dan β saling tegak lurus dan membentuk sudut 120˚ terhadap sumbu γ.
 
5) Orthorombik

            Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Orthorhombik memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = γ = 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, ketiga sudutnya saling tegak lurus (90˚).
6) Sistem Monoklin

Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama, umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling pendek. Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).
                      

 7) Sistem Triklin

Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya tidak saling tegak lurus. Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama. Pada kondisi sebenarnya, sistem kristal Triklin memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain. Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β ≠ γ ≠ 90˚. Hal ini berarti, pada sistem ini, sudut α, β dan γ tidak saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.


 
 BAB III
PENUTUP



a) Kesimpulan

Setiap sistem kristal mempunyai ciri atau indikator pembeda dengan sistem yang lain, sumbu simetri, bidang simetri, bahkan sudut yang dibentuk mempunyai perbedaan masing-masing. Dengan memahami setiap perbedaan ini maka tentu kita sangat mudah untuk mengidentifikasi setiap bentuk sistem kristal.
Berbagai bentuk sistem kristal ini juga berkembang, tidak hanya bentuk dasar, tetapi juga melebar menjadi bentuk kombinasi dan kembaran. Bentuk-bentuk tersebut tidak mudah untuk mengidentifikasinya. Namun dengan kita paham dasar-dasar dari ketujuh sistem kristal tersebut, kita jadi mampu untuk mengidentifikasi setiap bentuk kristal, bahkan hingga bentuk kembaran maupun kombinasi.


b) Kritik dan Saran

1) Bentuk kombinasi dan kembaran tidak mudah untuk mengidentifikasinya, mohon diberi trik dan tips khusus atau kunci untuk mengidentifikasinya.
2) Pembuatan tugas makalah seperti ini sangat memacu para mahasiswa agar mulai belajar tidak hanya dari dosen, tetapi juga dari dunia maya.



DAFTAR PUSTAKA



Bob’s, Rock Shop.2013. Introduction to Crystallography and Mineral Crystal Systems.http://www.rockhounds.com/rockshop/table.shtml#xtal. Diakses pada tanggal 25 September 2013.
. 2013. Kristalografi (Sistem Krsital). http://geoenviron.blogspot.com/2012/02/kristalografi-sistem-kristal.html. Diakses pada tanggal 25 September 2013.
Indices, Miller. 2013. http://earth.usc.edu/~dfarris/Mineralogy/6_CrystlSys-MillerInd.pdf. Diakses pada tanggal 25 September 2013.
Crisan.2013.http://hascmathart.weebly.com/uploads/7/6/8/7/7687070/the_7_crystal_systems_guide.pdf. Diakses pada tanggal 25 September 2013.                                                                                                                                





No comments:

Post a Comment