Sunday, March 13, 2016

Tugas Krismin II : Ciri-ciri Fisik dan Kimia Mineral ( Ada link download file aselinya )



Halo  Sobat Geost di seluruh Nusantara !

Kali ini saya mau membagikan materi tugas Kristal dan Mineral dulu pas masih semester awal. Bagi yang mau file asli dalam bentuk Word bisa langsung download di tautan ini ya. Hargai Saya dengan cukup menulis alamat blog saya di daftar pustaka tugas kalian. Chaaao !!!!

 

BAB I
PENDAHULUAN

a) Latar Belakang
            Batuan terbentuk dari agregrat atau kumpulan dari beberapa mineral. Terkadang dengan mampu mendeterminasi mineral pembentuk batuan, seorang geologis juga mampu mendeterminasi nama dari sebuah batuan. Oleh karena itu, kemampuan mengenali mineral-mineral pembetuk batuan mutlak diperlukan oleh seorang geologis. Dikutip dari buku Rocks and Minerals karangan Ronald Louis Bonewitz yang mengatakan, “Minerals are stuff of which the Earth’s rocks made. A minerals is defined as a naturally occuring solid with a specific chemical composition and a distinctive internal crystal structure”. Apabila kita terjemahkan ke dalam bahasa indonesia  maka kurang lebih akan berbunyi sebagai berikut, “Mineral adalah benda padat homogen yang mempunyai susunan kimia dan atom tertentu terbentuk secara anorganik di alam”.  Benda padat homogen artinya susunan komposisi kimianya homogen atau sejenis. Terbentuk secara anorganik artinya mineral terbentuk oleh serangkaian proses geologis di alam. Jadi, secara sederhana kita dapat mengartikan mineral itu merupakan produk yang dibentuk oleh batuan bumi. Mineral umumnya disusun oleh dua atau lebih elemen kimia, meskipun seperti tembaga alam, emas alam, perak alam, belerang alam merupakan elemen atau unsur murni. Sebuah mineral diidentifikasi berdasarkan susunan dan oleh komposisi kimia pengkristalannya. Ada lebih dari 4000 jenis mineral yang diketahui, tetapi hanya ada 100 mineral yang umumnya dijumpai dalam batuan maupun di alam. Ahli mineral atau sering disebut mineralogis mengklasifikasi mineral menurut komposisi kimianya, dengan begitu dapat dimasukan dalam beberapa atau sub kelompok. Penamaannya umumnya berdasarkan karateristik komposisi. Pertama ada kelompok native elemen atau unsur murni, kelompok ini dibagi dalam tiga kelas yaitu kelas metal, semi metal, dan non metal. Kedua ada kelompok sulfida, ketiga ada kelompok oksida dan hidroksida, keempat kelompok halida, kelima ada kelompok karbonat, keenam kelompok sulfat, kelompok tujuh ada phospat dan yang terakhir ada kelompok silikat. Kemudian ada pengelompokkan mineral berdasarkan fungsinya yaitu mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals) adalah kelompok mineral yang keterdapatannya dalam jumlah banyak pada batuan dapat menentukan nama batuan terutama batuan beku. Di antara mineral pembentuk batuan itu adalah Kwarsa, Feldspar, Plagioklas, felspatoid (foida), Olivine, Biotit, Hornblende. Feldspar merupakan mineral silica yang paling banyak terdapat dalam batuan (lebih dari 50 %). Dalam batuan beku mineral ini merupakan bagian terbesar yaitu sekitar 60 %, 30% terdapat dalam batuan malihan, sisanya dalam batuan endapan seperti batu pasir (arkose dan grewak) dan konglomerat. Ada juga pengelompokkan berdasarkan genesa atau asal mula pembetukannnya, dapat dibedakan menjadi mineral primer dan sekunder. Mineral primer, yaitu mineral yang terbentuk pada awal pembentukan magma atau pembentukan batuan. Mineral primer ini biasanya menyusun batuan beku. Contoh Feldspar, Plagioklas, Biotit, Kwarsa, Galena, Pirit. Mineral sekunder, yaitu mineral yang terbentuk karena adanya proses ubahan atau pengaruh perubahan temperature, tekanan atau kedunya yang di alami batuan. Mineral macam sekunder ini dapat terbentuk karena pengaruh intrusi magma atau kegiatan atmosfir. Contoh mineral lempung (Kaolin, Monmorilonit, Smektit, illite, Serisit dls), Serisit, Biotit ( sekunder).

b) Maksud dan Tujuan
            Seorang mineralogis atau ahli mineral bahkan masih sangat sulit untuk mengidentifikasi mineral. Namun dengan mengenali ciri-ciri fisik mineral berikut mendeterminasi struktur kristal dan komposisi kimianya akan sangat membantu mengidentifikasi mineral tanpa perlu menggunakan peralatan yang mahal. Ciri-ciri fisik itu sendiri seperti kekerasan dan densitas yang dapat diukur secara objektif.






BAB II
ISI

a) Klasifikasi Mineral
      Sebelum kita memahami ciri-ciri fisk dan kimia sebuah mineral, kita mesti terlebih dahulu mengetahui tentang klasifikasi mineral agar kita selain mengetahui ciri fisik dan kimia, kita juga mengetahui genesa (asal mula) dan keterdapatan mineral. Mineral dapat diklasifikasikan dengan berbagai macam cara. Berdasarkan fungsi atau perannya di alam (batuan), mineral dikelompokkan menjadi mineral pembentuk batuan dan mineral bijih. Mineral juga dapat dikelompokkan berdasarkan susunan kimianya. Berikut beberapa jenis pengelompokan mineral :
*     Mineral Pembentuk Batuan (rock forming minerals)
Kelompok mineral yang keterdapatannya dalam jumlah banyak pada batuan dapat menentukan nama batuan terutama batuan beku. Di antara mineral pembentuk batuan itu adalah Kwarsa, Feldspar, Plagioklas, felspatoid (foida), Olivine, Biotot, Hornblenda dls. Feldspar merupakan mineral silica yang paling banyak terdapat dalam batuan (lebih dari 50%). Dalam batuan beku mineral ini merupakan bagian terbesar yaitu sekitar 60% , 30% terdapat dalam batuan malihan, sisanya dalam batuan endapan seperti batu pasir (arkose dan grewak) dan konglomerat.








*      Mineral Berdasarkan Genesa
            Menurut genesanya mineral dapat di kelompokkan menjadi mineral primer dan mineral sekunder. Mineral primer, yaitu mineral yang terbentuk pada awal pembentukkan magma atau pembentukkan batuan. Mineral primer ini biasanya menyusun batuan beku. Contoh Feldspar, Plagioklas, Biotit, Kwarsa, Galena, Pirit, Kalkopirit. Mineral sekunder, yaitu mineral yang terbentuk karena adanya proses ubahan atau pengaruh perubahan temperature, tekanan atau kedunya yang di alami batuan. Contoh mineral lempung (Kaolin, Monmorilonit, Smektit).

b) Ciri-Ciri Fisik dan Kimia
            Melalui pengamatan fisik yang komprehensif, sebuah mineral dapat terdeterminasi dengan baik. Pengamatan fisik dan kimia sebuah mineral terdiri dari banyak aspek didalamnya. Melalui tulisan ini mari kita bahas satu-persatu aspek atau poin tersebut untuk membongkar ciri-ciri fisik sebuah mineral.
1)      Warna ( Colour )
Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Pada dasarnya warna yang timbul pada mineral adalah sebagai akibat pembiasan cahaya pada gelombang tertentu. Warna mineral disebabkan oleh penyerapan, atau kurangnya penyerapan, dari berbagai panjang gelombang cahaya. Warna cahaya ditentukan oleh panjang gelombang. Ketika cahaya putih murni (mengandung semua panjang gelombang cahaya tampak) masuk kristal, beberapa panjang gelombang dapat diserap sedangkan panjang gelombang lain dapat dipancarkan. Jika ini terjadi maka cahaya yang meninggalkan kristal tidak lagi putih tapi akan memiliki beberapa warna. Sebagai contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna. Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas.


2)        Kilap ( Lustre )
       Kilap adalah penampakan atau cahaya yang dipantulkan saat mineral terkena cahaya. Ini tidak ada hubungannya dengan warna atau bentuk, tapi berkaitan dengan transparansi, kondisi permukaan, dan indeks bias. Secara garis besar, kilap dibagi dua, yaitu kilap metalik dan non metalik. Dikatakan kilap metalik apabila kilapnya menyerupai logam. Contoh : galena, pirit, hematit.
Sedangkan untuk kilap non metalik dapat dibagi dalam :
·       Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.
·       Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
·       Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
·       Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit
·       Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada serpentin,opal dan nepelin.
·       Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan limonit.


3)   Cerat ( Streak )
            Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu mineral kemudian dilihat warna dari serbuk tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun warna mineralnya berubah-ubah.



4) Kekerasan (Hardness )
       Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat membandingkan suatu mineral tertentu yang dipakai sebagai kekerasan yang baku. Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan berbekas pada mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10 skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras.

5)      Belahan ( Clevage )
       Belahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah apabila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapat dibelah. Tenaga pengikat atom di dalam struktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut. Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur


 6) Bentuk Kristal ( Crystal Form )
       Seperti kita tahu sebelumnya, ketika mineral terbentuk oleh kegiatan magmatik ada mineral yang ketika membeku atau terbentuk mempunyai kristal, disebut kristalin, ada juga yang mempunyai kristal banyak yang disebut polikristalin. Namun ada juga yang tidak mempunyai bentuk kristal sama sekali yang disebut amorf .Mineral ada yang berbentuk kristal mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh sistem kristalnya, dan ada pula yang tidak. Beberapa mineral mempunyai bentuk kristal yang dapat diidentifikasi sehingga dapat pula kita mendeterminasi nama mineral tersebut
7)      Pecahan ( Fracture )
       Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur.
  • Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan, seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.
  • Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit, hipersten
  • Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
  • Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar, contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
  • Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.
8)      Berat Jenis ( Specific Gravity )
       Berat jenis adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum untuk menentukan berat jenis adalah dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu, misalnya beratnya X gram. kemudian mineral ditimbang kembali dalam keadaan didalam air, misalnya Y gram. Berat terhitung dalam keadaan didalam air adalah berat mineral dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut.





9)      Sifat Dalam ( Tenacity )
Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong, menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah :
  • Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas, kalsit, pirit.
  • Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas, tembaga.
  • Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
  • Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.

10)  Flourescent
Tidak ada arti khusus dalam kosakata bahasa Indonesia apa itu arti flourescent, tetapi secara harfiah arti dari kata flourescent adalah ketika mineral terpapar sinar ultraviolet kemudian memunculkan variasi warna tertentu. Beberapa mineral mempunyai warna flourescent yang menarik dan dapat dijadikan patokan mineral tertentu. Namun, tidak semua mineral menunjukan tingkat flourescent yang sama, bahkan mineral yang sama dari lokasi yang sama pula kadang menunjukan warna flourescent yang berbeda.










BAB III
PENUTUP

a)   Kesimpulan
       Ciri-ciri fisik dan kimia mineral adalah kunci untuk mendeterminasi sebuah mineral. Banyak faktor yang bisa digali dari ciri-ciri fisik dan kimia ini. Ketika mampu memamparkan berbagai ciri-ciri fisik dan kimia pada sebuah mineral maka hampir dapat dipastikan kita bisa mengenali, mendeterminasi, hingga penamaan sebuah mineral. Ketika kita bisa mendeterminasi sebuah mineral, maka melakukan penamaan sebuah batuan juga tidak akan sulit. Banyak tabel determinasi batuan yang meletakkan komposisi mineral sebagai kunci penamaan sebuah batuan. Namun, terkadang beberapa mineral ada yang memang harus dilakukan pendiskripsian dibawah mikroskop untuk mampu mendeterminasinya, meski demikian ciri-ciri fisik dan kimia adalah sebuah kunci untuk membuka tabir sebuah batuan. Jadi, kemampuan mengenali ciri-ciri fisik dan kimia sebuah mineral adalah sebuah keharusan.

b)     Kritik dan Saran

            Sangat mengapresiasi dengan adanya tugas seperti ini, karena lewat tugas ini para mahasiswa ‘dipaksa’ memperdalam lagi tentang materi yang mesti dipelajari. Semoga tugas Pak Hill ke depan makin bervariasi dengan manfaat yang sarat makna.









DAFTAR PUSTAKA



Louis, Ronald & Bonewitz. (2008). Rocks and Minerals The Definitive Visual Guide. London :  Dorling Kindersley.
      Staf Asisten Laboratorium Geologi. (2004). Modul III Praktikum Kristalografi. Bandung : Universitas Islam Bandung

Hikari, Irfan. (2011). Klasifikasi-Mineral-Berdasarkan-Pada. http://dunia-atas.blogspot.com/2011/05/klasifikasi-mineral-berdasarkan-pada.html. Diakses pada tanggal 15 Desember 2013
Excalibur, Minerals Corp. (2013). Mineral News. http://webmineral.com/help/Fracture.shtml#.Uq8LILQ8fp5. Diakses pad tanggal 15 Desember 2013


No comments:

Post a Comment