Sunday, March 13, 2016

Tugas Batuan Beku Plutonik dan Vulkanik



Halo  Sobat Geost di seluruh Nusantara !

Kali ini saya mau membagikan materi tugas Petrologi dulu pas masih semester awal. Bagi yang mau file asli dalam bentuk Word bisa langsung download di tautan ini ya. Hargai Saya dengan cukup menulis alamat blog saya di daftar pustaka tugas kalian. Chaaao !!!!









BAB I
PENDAHULUAN

a) Latar Belakang
            Seorang geologis identik dan banyak disebut dengan ‘tukang batu’ dalam banyak literatur kesusastraan dunia. Tentu ‘tukang batu’ ini adalah sebuah kiasan, dimana makna sebenarnya adalah seorang yang mampu mengenali dan mengidentifikasi berbagai jenis batuan dimuka bumi ini, bukan tukang batu yang pekerjaannya mencari dan menjual batu alam, atau lebih parahnya lebih mirip dengan buruh bangunan. Seorang geologis tanpa kemampuan mengenali dengan baik batuan tentu belum bisa sama sekali dikategorikan geologis. Kemampuan dalam petrologi atau ilmu tentang batuan ini adalah hal fundamental yang tidak bisa ditoleransi. Karena semua aktivitas dan pekerjaan seorang geologis selalu berkaitan dengan batu. Jadi, segala sesuatu pekerjaan geologis selalu berkaitan dengan batu. Dalam segala lini pekerjaan geologi selalu bersinggungan dengan batu, sehingga bila seorang geologis bila tidak memiliki kemampuan mengenali batuan dengan sistemik maka orang tersebut ibarat macan ompong. Didalam batu terdapat ‘pesan’ akan peristiwa geologis yang terjadi pada masa lampau, didalam batu juga seorang geologis mampu membaca kehidupan jutaan tahun lalu. Tentu hanya batuan jenis endapan atau sedimen yang mampu membawa pesan kehidupan masa lampau. Dengan kemajuan teknologi yang pesat dewasa ini, ‘pesan’ dalam batuan ini dapat direkonstruksi secara detail untuk memperoleh berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Didalam batu juga seorang geologis mampu mencari berbagai macam mineral yang mengandung nilai ekonomis. Oleh karena itu, kemampuan mengidentifikasi batuan merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang geologis. Apabila salah dalam mengenali batuan, maka dapat dipastikan akan memberikan efek domino kepada cabang disiplin ilmu geologi lainnya. Didalam mata kuliah petrologi ini, bila hanya mengikuti kelas saja maka ilmu yang diperoleh belum terlalu sempurna, untuk menyempurnakannya maka membuat tugas seperti ini sangat dibutuhkan demi menambah pemahaman tentang petrologi kepada para mahasiswa geologi, agar tidak menjadi tukang batu dalam arti sebenarnya.

b) Maksud dan Tujuan
Setelah membuat tugas seperti ini, para mahasiswa diharapkan :
1)      Lebih Memahami konsep batuan, khususnya batuan beku dalam (plutonik) dan batuan  beku luar (ekstrusif)
2)      Mampu mengidentifikasi batuan beku dari sifat fisiknya
3)      Memahami genesa batuan beku berikut mineral pembentuknya
4)      Dapat menerangkan batuan beku secara teoritis
5)      Pada akhirnya dapat melakukan penamaan dan pemerian segala jenis batuan beku
















BAB II
ISI

a)      Magma
Seringkali dalam banyak literatur kebumian disebutkan bahwa magma adalah sumber dari segala sumber. Maksudnya disini adalah ketika kita membahas atau menyinggung mengenai batuan, terutama batuan beku, maka kita tidak dapat lepas dari magma. Mama sendiri merupakan cairan silikat pijar atau membara, bersuhu tinggi (± 1600° C), mempunyai sifat mudah bergerak atau mobile. Dikatakan magma ketika ia berada didalam atau permukaan bumi, dan dikatakan lava ketika ia telah keluar dari bumi dan berpapasan langsung dengan udara bebas. Teori pembentukan bumi mengatakan, bahwasannya dahulu kala bumi ini terbentuk dari ‘bagian’ matahari yang terlontar oleh karena peristiwa yang oleh para ilmuwan disebut big bang . Secara ilmiah belum ada yang bisa mengemukakan bahwa komposisi matahari dengan magma bumi adalah sama. Namun, bila secara harfiah kita bisa menyimpulkan apabila melihat sifat fisik magma yang kurang lebih sama dengan matahari. Ada yang mengatakan magma juga terbentuk oleh bumi itu sendiri. Jadi ketika batuan masuk ke dalam perut bumi maka ia juga akan menjadi magma. Kejadian ini disebut sebagai siklus batuan. Siklus batuan adalah urutan kejadian yang melibatkan pembentukan, perubahan, kehancuran, dan reformasi batuan sebagai akibat dari proses alam. Siklus batuan adalah sebuah mekanisme alamiah dimana batuan yang berasal dari magma maka ia akan kembali ke magma kembali melalui serangkaian proses alam yang berjalan sangat lambat dan memerlukan waktu jutaan tahun lamanya. Mekanisme seperti ini sama dengan kehidupan manusia yang diterangkan oleh beberapa kitab Tuhan, dimana manusia berasal dari tanah maka ia juga akan kembali menjadi tanah. Seperti kita ketahui magma sebagai sumber dari sumber merupakan hal nyata dan ilmiah adanya. Dari magma inilah terbentuk batuan pertama dari siklus batuan yang dinamakan batuan pijar atau batuan beku yang secara harfiah memang terbentuk karena pembekuan magma, baik jauh didalam perut bumi yang disebut sebagai batuan beku dalam (plutonik) maupun yang terbentuk di permukaan bumi atau yang dikenal dengan batuan beku luar (ekstrusif).


b)     Batuan Beku
Dalam istilah bahasa Inggris, batuan beku dinamakan sebagai igneous rocks  yang artinya batuan pijar. Ignis berarti api dan  rocks  adalah batuan. Oleh karena itu beberapa ahli ada yang menyebutnya sebagai batuan pijar, karena material dari batu ini berasal langsung dari magma. Namun untuk mempermudah mengenalinya maka disebut sebagai batuan beku. Secara ilmiah, batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari pembekuan magma. Baik yang didalam bumi maupun yang diluar permukaan bumi. Batuan sendiri adalah kumpulan dari beberapa mineral. Dalam dunia mineral kita mengetahui bahwa jenis magma dan tingkat suhu dapat mempengaruhi atas keberagaman mineral. Urut-urutan pembentukan mineral ini seperti yang telah kita pelajari dalam mata kuliah krismin dulu, telah disusun oleh seorang ahli geologi Kanada yang bernama Norman Bowen. Pak Bowen sendiri telah melakukan berbagai riset dan percobaan untuk menyusun urut-urutan pembentukan mineral yang kita kenal sebagai mineral pembentuk batuan atau rock forming minerals (RFM). Atas jasa pekerjaan ini para ahli kemudian menamakan susunan urut-urutan mineral ini sebagai deret bowen atau reaksi bowen yang hingga sampai kini digunakan sebagai sebuah platform untuk mendeterminasi, baik batuan maupun mineral.










Dalam reaksi bowen secara jelas sudah dijelaskan bagaimana mineral terbentuk. Didalam batuan beku, warna batuan beku itu tergantung atas komposisi mineral pembentuknya. Sedangkan tingkat pembekuan akan mempengaruhi dari tekstur maupun yang lebih global yaitu struktur batuan beku. Untuk mempermudah dalam mendeterminasi batuan beku maka dibuatlah klasifikasi batuan beku berdasarkan empat hal, yaitu warna, tesktur, struktur, dan komposisi mineral dari batuan beku tersebut, meskipun ada juga batuan beku yang tidak bisa masuk dalam pengklasifikasian jenis batuan beku, seperti granodiorit dan diabas.


c)      Jenis Batuan Beku
Batuan beku dibedakan berdasarkan atas tingkat pembekuan magmanya. Ketika magma membeku sangat lambat dan tanpa adanya gangguan yang berarti, maka akan terbentuk batuan beku dalam yang dicirikan dengan bentuk kristal yang sempurna, mineral yang saling interlocking atau mengunci, kristalnya besar-besar, dan tekstur yang dihasilkan fanerik.  Sedangkan batuan beku luar atau ekstrusif dicirikan dengan bentuk kristal yang tidak sempurna atau sub hedral hingga anhedral, kristalnya ada yang besar ada yang kecil atau tidak teratur, mineralnya tidak saling interlocking. Sedangkan warna daripada batuan beku tersebut akan dipengaruhi oleh komposisi mineralnya, sedangkan mineralnya dipengaruhi atau tergantung oleh jenis magma penyusunnya. Apakah magma asam, intermediet, basa, atau hingga ultrabasa.

c.1  Batuan Beku Intrusif (Plutonik)
          Batuan beku dalam atau sering disebut pluton / plutonik merupakan batuan beku dalam yang pembentukannya berada didalam permukaan bumi. Dicirikan dengan :
*      Kristal besar-besar
*      Mineral saling mengunci ( Interlocking )
*      Tekstur Fanerik
*      Bentuk kristal sempurna (Euhedral)
Contoh batuan beku dalam ini adalah : granit, diorit, dan gabro.
Sedangkan untuk batuan beku dalam jenis sub vulkanik intrusif merupakan batuan yang terbentuk didekat permukaan bumi, teksturnya relatif  halus atau afanitik  dan bentuk kristalnya kecil-kecil atau bahkan harus menggunakan bantuan, bentuk kristal sub hedral sampai anhedral. Contohnya adalah riolit, andesit, dan basalt.

c.2  Batuan Beku Luar (Ekstrusif)
Batuan beku luar atau ekstrusif adalah batuan beku yang terbentuk diluar perut bumi atau dipermukaan bumi, biasanya karena ada tekanan dari dalam yang menyebabkan magma terlempar, seperti pada letusan gunung api. Ciri khas dari batuan ekstrusif  adalah teksturnya yang menunjukan holohyalin atau tekstur gelas atau vitrik. Contoh batuan ekstrusif adalah batuan piroklastik yang mewakili jenis meletus dan obsidian yang mewakili jenis meleleh.














BAB III
BATUAN PLUTONIK
     a)      Pengertian

Intrusi merupakan suatu proses yang terjadi akibat suatu adanya aktivitas magma (plutonisme) yang berada dibawah permukaan bumi yang berusaha keluar namun tidak muncul kepermukaan yang di akibat adanya tekanan dan temperature yang sangat tinggi dari dalam bumi, yaitu dengan cara menerobos batuan yang sebelumnnya sudah terbentuk atau ada, sehingga menghasilkan beberapa bentuk tubuh dari batuan beku.
Batuan ini secara genesa terjadi dan terbentuk disuatu tempat yang berada dibawah permukaan bumi yang membeku dengan lambat, sehingga menghasilkan perbedaan dari komposisi mineral, susunan kimia, struktur, tekstur yang tidak beraturan, ebrbentuk tabular, bentuk pipas sehingga menhasilkan tubuh batuan beku dengan jenis yang berbeda- beda. Dimana kontak batuan intrusi dengan batuan yang diintrusi atau daerah batuan, bila sejajar dengan lapisan batuan maka tubuh intrusi ini disebut konkordan. Bila batuan yang mengintrusi memotong dari lapisan massa batuan yang diintrusi maka disebut dengan diskordan.















b)     STRUKTUR BATUAN PLUTONIK

     b.I    Batholit
Batholit berasal dari bahasa Yunani (greek); dari kata Bathos (ukuran) dan lithos (batuan) yang artinya merupakan suatu tempat, rongga atau ruang dengan ukuran besar sebagai tempat sekaligus hasil dari intrusi batuan beku (plutonic) yang terbentuk akibat dari pembekuan magma didalam kulit bumi. Batholit sering juga diartikan sebagai batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat penurunan suhu yang sangat lambat. 
Batholit umumnya berbentuk ruang besar yang tidak beraturan dan biasanya memiliki bentuk yang jelas dipermukaan bumi dengan penampang melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan tubuh tidak beraturan) memperlihatkan yang sangat besar dan kedalaman yang tidak diketahui batasnya. Luas area batholit baik yang ada didalam kulit bumi maupun suatu Singkapan batholit yang muncul kepermukaan memiliki luas sampai 100 km2. Batholit biasanya selalu tersusun atas senyawa-senyawa felsik (asam) sampai intermediet (menengah), itu artinya batholit sebagian besar terdiri dari batuan beku asam sampai batuan beku intermediet, misalnya granite, diorite, dan quartz monzonite.Meskipun terlihat tak beraturan, batholit merupakan suatu ruang yang memiliki komposisi mineral yang komplek. Singkapan batholit akan muncul kepermukaan setelah banyak mengalami proses pengangkatan (up lift) dan proses e rosi selama jutaan tahun. Contoh singkapan baholit yang ada di Indonesia misalnya singkpan felsik batholit di kepulauan sumatra, Riau, dan Kalimantan, sedangkan yang terkenal adalah intrusi granit yang terdapat dipulau karimun (Riau).














b.II       Dike atau Dyke
Dalam ilmu geologi Dyke adalah suatu jenis intrusi batuan beku berbentuk lembar yang mengenai lapisan tanah dan memotong secara bersebrangan Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan yang diterobosnya. Kadang-kadang kontak hampir sejajar tapi perbandingan antara panjang dan lebar tidak sebanding. Kenampakan di lapangan dyke dapat berukuran sangat kecil dan dapat pula berukuran sangat besar.


b.III    Sill                       
       Sill atau Intrusi datar (lempeng intrusi), yaitu magma menyusup diantara dua lapisan batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut. Sill adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya dengan ketebalan dari beberapa mm sampai bebebrapa kilometer. Penyebaran ke arah lateral sangat luas sedangkan penyebaran ke arah vertical sangat kecil. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya sejajar
dalam ilmu geologi, sill merupakan suatu batuan beku plutonik yang berbentuk tabel serta mengintrusi suatu lapisan batuan sediment yang lebih tua atau mengintrusi lapisan batuan sediment yang sudah terlebih dahulu terbentuk, alas lahar volkanik atau tuff, atau bahkan sepanjang arah foliasi di dalam batuan metamorf. Istilah sill berarti lembar intrusi. Maksudnya adalah sill tidak memotong ke seberang batuan atau lapisan sedimen yang telah ada sebelumnya, akan tetapi berlawanan dengan dike, dimana intrusi magma memotong ke seberang batuan yang lebih tua.
Sill selalu paralel ke daerah tuff. Pada umumnya intrusi yang dibentuk oleh sill adalah didalam suatu orientasi horisontal, walaupun proses tektonis dapat menyebabkan perputaran sill ke dalam dekat orientasi vertikal. sill dapat dikacaukan dengan arus lahar. Ambang yang dipengaruhi oleh arus lahar akan menunjukkan peleburan yang parsial dan menyatu.
Salisbury Sebuah batuan curam di Edinburgh, Scotlandia, merupakan suatu sill yang secara parsial yang ultramafic mengarahkan intrusi batuan beku sepanjang es agesCertain. layered mafic adalah berbagai sill yang sering berisi deposit bijih penting. Contoh Precambrian meliputi Bushveld, Insizwa, dan Dyke Yang mengintrusi kompleks selatan Afrika, Duluth yang mengintrusi kompleks dari Atasan Daerah, dan Stillwater kompleks gunung berapi di Amerika Serikat. Contoh Phanerozoic pada umumnya lebih kecil dan meliputi Rùm peridotite yang kompleks Scotland dan Skaergaard yang berapi-api untuk kompleks timur Greenland. Intrusi batuan beku ini sering berisi konsentrasi emas, platina, unsur logam pelapis kran, dan unsur-unsur jarang lain.

b.IV    Lacolith
      Lacolith, sejenis dengan sill. Yang membedakan adalah bentuk bagian atasnya, batuan yang diterobosnya melengkung atau cembung ke atas, membentuk kubah landai. Sedangkan, bagian bawahnya mirip dengan Sill. Akibat proses-proses geologi, baik oleh gaya endogen, maupun gaya eksogen, batuan beku dapt tersingka di permukaan. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara permukaan atasnya tetap rata. Lakolit pada umumnya merupakan suatu variasi khusus dari sill, yang artinya bentuk batuan beku yang menyerupai sill akan tetapi perbandingan ketebalan jauh lebih besar dibandingkan dengan lebarnya dan bagian atasnya melengkung, membentuk seperti kubah atau magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya seperti lensa cembung atau kue serabi. Selain lakolit ada juga lapolit yang bentuknya merupakan kebalikan dari lakolit, yang artinya bentuk batuan beku yang luas, dengan bentuk seperti lensa dimana bagian tengahnya melengkung karena batuan dibawahnya bersifat lentur. Pada dasarnya, sebagian besar batuan beku ini memiliki kandungan silica lebih besar dari 66%, yang artinya batuan beku ini adalah batuan asam (felsik), misalnya granit, diorite, synit, tonalit, dan lain-lain.

b.V      Lopolith
Merupakkan salah satu jenis intrusi dalam, pada struktur intrusi ini hampir mirip dengan lakolit hanya saja arah penggerusan terhadap lapisan batuan yang dilaluinya. Lopolit merupakan intrusi magma yang mengintrusi sejajar dengan perlapisan batuan yang dilaluinya.
b.VI        Stock
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya. Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut konkordan diantaranya adalah sill, lakolit dan lopolit. Lopolit, bentuknya mirip dengan lakolit hanya saja bagian atas dan bawahnya cekung ke atas.Batuan beku dalam selain mempunyai berbagai bentuk tubuh intrusi, juga terdapat jenis batuan berbeda, berdasarkan pada komposisi mineral pembentuknya. Batuan-batuan beku luar secara tekstur digolongkan ke dalam kelompok batuan beku fanerik.

c) Contoh Batuan Beku Plutonik
Ciri khas dari batuan beku plutonik adalah kristal yang besar-besar atau dalam ilmu petrologi dinamakan tekstur fanerik. Fanerik disini berarti kehadiran kristal dan mineral yang saling interlocking. Tekstur yang timbul dari batuan plutonik ini adalah sebagai akibat dari proses pembekuan yang berjalan sangat lambat.














BAB IV
BATUAN VULKANIK

IV.I.        Pengertian

Batuann Beku vulkanik merupakan batuan beku yang terbentuk merupakan hasil dari proses cooling down Magma atau Lava. Jadi pada batuan beku khusus untuk vulkanik ini bukan hanya hasil pembekuan magma tetapi juga lava yang berlangsung didalam tubuh gunung api maupun dipermukaan bumi atau disebut juga intrusi dangkal (Shallow Intrusion).
Dikarenakan proses pembekuanya berada pada dalam tubuh api ataupun dipermukaan bumi, sehingga proses pembekuanya berlangsung cepat dikarenakan langsung kontak dengan udara maupun air yang ada dipermukaan bumi. Jika proses pembekuaan magma ini berlangsung secara cepat maka belum sempat menngalami proses kristalisasi sempurna sehingga hanya terbentuk kristal yang kecil-kecil ataupun glassy.
Pada batuan bekku jenis inilah kita temui jenis tekstur batuan beku yang beragam, namun tidak untuk tekstur fanerik.















     IV.II.        Jenis Struktur Batuan Ekstrusi
                    IV.II.I.      Lava Dome
Lava Domes dan coulées berhubungan dengan lava felsic mengalir mulai dari dasit hingga riolit. Sifat sangat kental lava ini menyebabkan mereka tidak mengalir jauh dari lubang, menyebabkan lava untuk membentuk kubah lava di ventilasi. Ketika kubah terbentuk pada permukaan miring yang dapat mengalir dalam arus pendek tebal disebut coulées (kubah aliran). Arus ini sering hanya melakukan perjalanan beberapa kilometer dari ventilasi.


                   IV.II.II.      Pillow Lava
Lava bantal adalah struktur lava biasanya terbentuk ketika lava muncul dari ventilasi vulkanik bawah laut atau gunung berapi subglacial atau aliran lava masuk laut. Namun, lava bantal juga dapat terbentuk ketika lava yang meletus di bawah es glasial tebal. Lava kental keuntungan kerak yang solid pada kontak dengan air, dan ini retak kerak dan merembes gumpalan besar tambahan atau "bantal" sebagai lava lebih muncul dari aliran maju. Karena air meliputi sebagian besar permukaan bumi dan gunung berapi sebagian besar terletak di dekat atau di bawah badan air, lava bantal sangat umum.





                  IV.II.III.      Block Lava Flows
Blok lava flows andesitik yang khas lava dari stratovolcanoes. Mereka berperilaku dengan cara yang mirip dengan aliran Aa tetapi sifatnya lebih kental menyebabkan permukaan yang akan dibahas dalam mulus-sisi fragmen sudut (blok) dari lava dipadatkan bukan klinker. Seperti arus aa, interior cair dari aliran, yang disimpan terisolasi oleh permukaan kuning dipadatkan, menimpa reruntuhan yang jatuh dari depan aliran. Mereka juga bergerak jauh lebih lambat menurun dan lebih tebal di kedalaman dibandingkan arus Aa.
IV.III. Contoh Batuan Vulkanik
Banyak tekstur yang dihasilkan oleh batuan vulkanik, yaitu ada tekstur afanitik, porfiritik, dan gelas atau vitrik. Berikut ini kami lampirkan beberapa contoh batuan vulkanik.

                                                                                       
BAB V
PENUTUP

a) Kesimpulan
Secara garis besar batuan beku dibagi menjadi dua macam, yaitu batuan plutonik dan batuan vulkanik. Penamaan dan klasifikasi batuan beku berdasarkan empat hal, yaitu : warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral. Tingkat pembekuan menjadi hal fundamental dalam membuat keseragaman jenis batuan beku. Ketika magma asam membeku lambat maka akan terbentuk granit, dan ketika membekunya berada dipermukaan dengan waktu yang relatif dekat, maka akan terbentuk riolit. Dengan begitu, tingkat pembekuan dan jenis magma akan mempengaruhi keheterogenan batuan beku, sehingga dapat dikategorikan menjadi batuan plutonik dan batuan vulkanik.
b) Kritik dan Saran
Semoga tugas yang diberikan lebih variatif tanpa melupakan aspek pemahaman mendalam terhadap materi yang sedang dipelajari.









DAFTAR PUSTAKA

http://geology.com/rocks. Diakses pada tanggal 09 April 2014
Ongky Ari P.2013. http://ongkiboomy.blogspot.com/2013/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pad tanggal 09 April 2014.
Ball, Jessica.2013. http://blogs.agu.org/magmacumlaude/2012/04/10/volcanology-etymology/ .Diakses pada tanggal 09 April 2014
National Geography Society. 2014. http://education.nationalgeographic.com/education/encyclopedia/magma/?ar_a=1







No comments:

Post a Comment